BUTUHKAH INDONESIA DENGAN PLTN ?
Bismillah...
Zaman
modern. Zaman yang dimana keseharian manusia tidak bisa lepas dari peralatan
elektronik, zaman dimana listrik sudah menjadi kebutuhan primer, dan zaman
dimana kebutuhan listrik manusia terus meningkat dari tahun ke tahun.
Berdasarkan
data yang dikeluarkan oleh Kementrian ESDM dalam Statistik Ketenagalistrikan 2018,
Dari total 64.924,80 MW kapasitas terpasang dari seluruh pembangkit listrik di
Indonesia, kapasitas terpasang dari PLTU
sebesar 42,34% atau kurang lebih sebesar 27.486,17 MW. Dari data
tersebut menunjukkan bahwa saat ini Indonesia sangat bergantung pada Pembangkit
Listrik Tenaga Uap yang mana mayoritas nya menggunakan bahan bakar batubara.
source ; Statistik ketenagalistrikan tahun 2018, Tahun Anggaran 2019 |
source ; kompas.com |
Indonesia
memang merupakan salah satu produsen batubara terbesar di dunia, bahkan menurut
worldatlas.com, Indonesia berada pada urutan ke-5 produsen batubara
terbesar di dunia setelah Australia. Tetapi di sisi lain, Negara kita juga
mulai mengalami pengurangan jumlah cadangan batubara, hal ini berdasarkan data
dari Kementrian ESDM yang menyatakan bahwa ; Dengan produksi batubara sebesar
461 juta ton, maka umur cadangan batubara tersisa 56 tahun apabila diasumsikan
tidak ada temuan cadangan baru.
56
tahun ? Berarti kurang lebih hanya tersisa cadangan batubara untuk satu
generasi lagi. Lalu jika batubara sudah habis, artinya PLTU yang menggunakan
batubara tidak dapat beroperasi lagi dong ?.
Waduh… negara kita bias mengalami
defisit listrik dong ?.
Yah
memang Indonesia masih memiliki banyak tipe pembangkit lain, namun sebenarnya
ada satu alternatif yang negara kita bisa lakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Apa itu ? PLTN
(Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Patut diakui kalau sampai sekarang masih
banyak perdebatan mengenai hal ini di kalangan elit maupun masyarakat kita,
namun mari sejenak kita lihat dari sudut pandang lain.
Yang
pertama, PLTN menggunakan Uranium sebagai bahan bakar utamanya. Berdasarkan data
yang dirilis oleh jurnal.batan.go.id, Indonesia memiliki cadangan Uranium
sekitar 70.000 ton yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan 7 unit PLTN
dengan kapasitas total 7.000 MW selama 40 tahun. Jumlah yang fantastis bukan ?
lebih besar dari kapasitas terpasang PLTA di tahun 2018 yang hanya sebesar
5.369,59 MW. Hal ini pastinya dapat membantu Indonesia dalam mencegah
terjadinya defisit listrik di masa depan.
Yang
kedua, PLTN adalah salah satu jenis pembangkit listrik yang paling ramah
lingkungan karena dalam pengoperasiannya tidak menghasilkan gas gas buang Cox,
Sox, maupun NOx yang dapat membahayakan lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan
PLTN tidak menggunakan reaksi pembakaran dalam pengopersiannya namun
menggunakan reaksi fisi dari Uranium sebagai bahan bakarnya.
source ; worldphoto.org |
Permasalahan
yang sering jadi perdebatan adalah mengenai keamanan PLTN itu sendiri, banyak
yang takut dan trauma dengan kasus chernobyl pada tahun 1986. Namun jika
bercermin pada negara negara lain yang sampai sekarang masih mengandalkan PLTN
seperti Amerika, Prancis, dan Jepang, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
selama pembangunan dan pengoperasian PLTN itu sendiri sesuai dengan aturan dan
standar yang baik maka kecelakaan sekecil apapun dapat diminimalisir. Namun
untuk permasalahan ini diperlukan kajian lebih dalam dan lebih lanjut dari para
ahlinya.
Jadi
kesimpulannya, Ya, kedepannya negara kita memang butuh PLTN, dengan catatan masih
perlu dilakukan kajian ulang dan mendalam dari para ahlinya. Semoga saja
Indonesia dapat merealisasikannya yah kawan.
Jika ada kritik dan saran jangan sungkan
untuk tulis di kolom komentar yah teman teman.
Terimakasih, Wassalamu’alaikum…
Referensi
1.
Statistik
ketenagalistrikan tahun 2018, Tahun Anggaran 2019
2.
Jurnal
Pengembangan Energi Nuklir Vol.19, No.2.
mantap ini PLTN, tapi bgmana nasib puluhan PLTU di INDO nih kak
BalasHapusyap berdasarkan pengetahuan penulis, tiap pembangkit memiliki lifetime tertentu, andai saja memang kelak indonesia sudah tidak bisa menemukan cadangan batubara lagi dan stok batubara sudah habis, mau tidak mau semua PLTU dengan bahan bakar utama batubara harus dipensiunkan, kecuali pada masa depan kita dapat menemukan bahan bakar alternatif yang memiliki karakteristik fisik dan nilai kalor yang mirip dengan batubara ^_^. mohon koreksi nya kak jika salah
HapusMenurut penulis dimana di suatu tempat diindonesia yang cocok untuk membangun site plant pltn ?
BalasHapusYap. Menurut penulis banyak faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan tempat yang tepat sebagai lokasi pembangunan PLTN, salah satunya dari faktor keamanan dan kesesuaian lahan. Berdasarkan referensi yang pernah kami baca, dari hasil penelitian BATAN, Kalimantan Timur merupakan lokasi yang potensial untuk pembangunan PLTN, ^_^
HapusMohon dikoreksi kak jika salah.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapustest
BalasHapus